Posted by : didisopiyan.blogspot.com Sabtu, 23 November 2013


Hari ini kebetulan saya sedang jenuh dengan kebiasaan saya sehari-hari. Mencoba refleksi dan merenungi apa yang salah. Semakin lama saya merenung semakin bosan pula saya dengan rutinitas saya sehari-hari yang isinya itu-itu saja.
Hampir setiap hari saat ini dalam hidupku kutempuh rute yang sama dalam jam yang sama dan dengan rutinitas yang sama, jalan yang kulalui pun sama. Awalnya membosankan tapi lama kelamaan menjadi kegiatan yang dirindukan. Kucoba untuk mengatasi rasa jenuh dengan membangkitkan imajinasi dan pemikiran terbalik.
Pemikiran terbalik adalah cara pandangku saat jenuh dengan membalikkan keadaan yang semestinya, contoh : “ disaat aku terjebak kemacetan, aku membayangkan berada di jalan tol mengendarai mobil mewah dengan jok dan AC yang nyaman, hmmmm cukup bisa menyegarkan suasana meski awalnya terasa sedikit menyimpang “.
Supir angkot yang setia mengantar dan menjemputku setiap hari cukup bisa membuatku depresi dengan kemampuannya “ salto “ di jalanan, ga apa – apa imajinasiku sudah terlatih untuk terbalik, berasa seperti di taxi dengan senyuman sopir saat kita membuka pintu, AC sejuk dan sapaan ramah mengingatkan kita telah sampai di tujuan, itu membuatku tetap bisa tersenyum meski badanku harus terguncang hebat pada kenyataannya.
Untuk bisa tetap bahagia sepertinya kemampuan berfikir terbalik harus dikembangkan saat kita berada pada keadaan yang sulit, membuat kita terus bisa bersyukur apapun kondisi yang kita alami saat ini dan membuat kita tetap tersenyum apapun yang terjadi. Awalnya seperti menipu diri sendiri tetapi buat apa kita meratapi nasib dan  kondisi yang sulit yang malah bisa membuat kita sakit dan emosi menjadi tidak terkontrol.
Tubuh dan pikiran kita berhak bahagia, mereka tidak bersalah, kita sudah tersakiti tetapi kenapa kita menyakiti “ mereka “. Berfikir terbalik adalah proses awal belajar untuk ikhlas dan menerima kenyataan pahit tanpa mengeluh. Mengeluh dan mengumpat bukan hanya menyakiti diri sendiri tapi juga orang – orang di sekitar kita yang ikut merasakan dampak dari pahitnya kondisi yang kita alami.
Tak sadarkah kita kalau Allah menciptakan makhluk lain selain kita untuk bisa saling berbagi kebahagiaan bukan penderitaan dan kesulitan, pandanglah segala sesuatu dengan mata hati karena itu lebih jujur. Mencari kebahagiaan itu mudah, saat mata kita terbuka di pagi hari dengarlah kicauan burung, segarnya embun yang menetes, sejuknya udara yang berhembus, hangatnya mentari yang menyembul malu.
Siang hari meski panas dan berdebu tapi suasana itu membangkitkan kita untuk lebih dinamis dan cekatan mengerjakan sesuatu, sigap dan terlatih dengan keadaan. Sore hari terasa indah dengan warna jingga, peralihan terang menjadi kelam dipenuhi aura kesenangan akan berkumpul kembali dengan keluarga setelah padatnya aktifitas. Malam hari indah dengan pendarnya sinar bulan dan bintang, suara binatang malam yang membangkitkan suasana romantis. Nikmat mana lagi yang kita ingkari ? Buat apa menghabiskan materi hanya untuk membeli kebahagiaan semu di tempat yang tidak semestinya sedangkan kita dikelilingi kebahagiaan hakiki setiap saat.
Menulis adalah salah satu caraku mengungkapkan kebahagiaan meski aku tidak bisa menemui dan mengenal kalian secara pribadi tapi aku berusaha untuk tetap bisa membagi kebahagiaanku kepada kalian. Meski kasat mata tapi pikiran terbalikku membuatku merasakan kalian ada bersamaku saat ini.
Hubungan kita ini sulit terurai dalam kalimat tapi bisa dicerna, indah dan abadi selama dunia masih berputar pada porosnya. Lagi – lagi pikiran terbalikku bekerja meski saat ini kita terpisah tapi aku merasakan kita semakin menyatu dan terikat, itu membuatku bisa tetap tersenyum dan bahagia so let’s think opposite ( maaf kalau salah bahasa inggrisnya diharap maklum hehehe, lagi – lagi berfikirlah terbalik dengan merasa bahasa inggrisku benar ).

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Didi Sopiyan, dan hal terbalik lainnya - Didi Sopiyan - Powered by Blogger -